Apa Dan Bagaimana Sosialisme Islam Menurut H.O.S Tjokroaminoto? Bagian 1
H.O.S Tjokroaminoto memang sering menulis secara berkala di surat kabar harian mengenai Sosialisme Islam, karena bagi beliau kekuatan yang paling besar di Indonesia pada jaman itu yang mungkin memang mempersatukan adalah Islam, diakui ataupun disangkal tetap identitas yang seragam paling mayor dan bisa dijadikan modal untuk bersatu secara identitas yaitu Islam. Dan jika semua muslim bersatu sangatlah luar biasa, dan bagi H.O.S Tjokroaminoto bahaswasanya itu merupakan sumberdaya yang sangatlah luar biasa dan harus dikelola dengan baik.
Maka sosialisme dapat pula dimaknai sifatnya Islam, dan sosialisme islam
itu bukanlah sosialisme seperti halnya soaliasime gaya barat (ajaranya Karl
Marx dan kawan-kawan) kemudian dilabeli visi Islam? Tidak begitu maksudnya bagi
H.O.S Tjokroaminoto karena bagi beliau Islam itu sendiri sudah sangat
sosialis,coba saja kita cek dan cermati di kitab suci Al-Qur’dan cek
bagaimana Rasulullah di dalam hadis-hadis tentu coraknya sangat sosialis.
Justru bisa dikatakan cirinya Sosialisme Islam yaitu Beirisi ajaran-ajaran
Islam.
Dan bukan juga belajar tentang pemikiran Karl Marx lalu di islamkan, ya
tidak begitu maksudnya, jika menjalankan ajaran-ajaran islam lahirnya yang
muncul tentu sudah Sosialisme, bagaimana dengan kapitalisme?justru tidak
nyambung dari jumlah banyaknya ayat-ayat suci Al-Qur’an bagi beliau, meskipun
dalam tulisan-tulisan H.O.S Tjokroaminoto mengenai apa itu Sosialisme ada TIGA
KOMPONEN SOSIALISME
▪ Tjokroaminoto juga mengungkapkan tiga komponen yang terdapat di dalam
sosialisme dan ketiganya dimuat dalam berbagai peraturan- peraturan Islam dan
di implementasikan oleh Rasullullah Muhammad S.A.W., yaitu
1. kemerdekaan
(vrijheid- liberty),
2. persamaan
(gelijkhied-equality)
3. persaudaraan
(broederschap-fraternity)
Mari kita kupas Penjelasan point ke point,Kemerdekaan atau kebebasan,membebaskan (liberty) Meskipun tampak seperti konsep dari barat namun Tjokroaminoto tidak itu bukan dari barat, justru di dalam islam konsep atau tiga komponen sudah ada sejak awal, islam itu membebaskan coba kita kroscek perjuangan para Nabi dan Rasull visinya kan satu membebaskan contoh perjuangan baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam yang memang membebaskan ummat dari kungkungan Aristokrat kalangan Quraisy,kebertuhanan yang tidak masuk akal (Polytheis),termasuk perihal perempuan juga dibebaskan secara luar biasa oleh baginda Rasulullah,termasuk budak-budak yang dibebaskan,adanya kasta-kasta dalam masyrakat dan itu semua dihapus seperti persaingan antar suku,kabilah,itu semua dihapuskan.
Sangat islami tentunya jika dipahami dengan baik dan
benar. Tapi bagaimana dengan ada islam yang membelenggu,mengungkung?Ini ada
yang salah dalam pemahamanya atau cara menerapkan islam,atau jangan-jangan
justru kita sendiri yang membelenggu diri kita sendiri? Karena prinisp dasarnya
islam itu sifatnya membebaskan,memerdekakan. Coba digali kembali Tauhid itu
sendirikan sifatnya membebaskan serta egaliter (persamaan),
maksudnya? Tauhid itu isinya dua hal dalam hidup ini Khalik sama Mahluk (semua
yang bukan mahkluk semua yang bukan khalik pasti mahkuk dan sebaliknya juga
begitu), aku dan dia dan engkau dan semua manusia yang lainya sejajar semua
semuanya mahkluk diatasnya sudah tentu Khalik, dan tidak boleh ada makhluk lain
kita letakkan di atas kita karena itu lawanya tauhid (syirik) maka dapatlah
dimaknai persamaan (equality) itu justru ajaran islam dan itu
adalah nyawanya dalam ajaran islam.
yang berikutnya persaudaraan (fraternity)dalam sejarahnya
baginda Rasulullah sering mempersaudarakan contoh antara kaum Muhajirin dan
Ansor,budak dengan yang merdeka,dan banyak sekali kisah-kisah baginda
Rasulullah dalam mempersaudarakan. Begitulah pemahaman Tjokroaminoto mengenai
tiga komponen Sosialisme.
Tak lengkap jika membahas Sosialisme Islam tanpa adanya Kriktik terhadap
Marxisme.
• Menurut Tjokroaminoto, Marxisme menyatakan bahwa agama diciptakan sebagai
alat pengalih perhatian dari kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat, dan tidak
mengakui keberadaan Tuhan. Sebaliknya, sosialisme Islam meyakini keberadaan
Allah yang menurunkan agama sebagai alat atau cara untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat.
Dan memang jika kita semakin membaca Karya Karl Marx perihal agama dan matrialisme akan muncul suatu kalimat yang menurut marx ”agama itu hanya sebagai pengalihan bagi kelompok budak,buruh,dan agama adalah sumber masalah”. Padahal dalam islam tidak demikian justru dengan adanya agama menjadi sumber solusi. Maka jika akhir-akhir ini agama sering dianggap sebagai sumber masalah nantinya secara posisi diri akan seperti marx dan kawan-kawan (memposisikan agama menjadi sumber masalah), harusnya dengan berbagai persoalan agama bisa jadi sumber solusi. Itulah yang dikritik oleh Tjokroaminoto atas pemikiran Karl Marx yang menyatakan bahwa agama diciptakan sebagai alat pengalih pertahitan dari kesulitan yang dihadapi oleh masyrakat. Lebih dari itu Tjokromanito pada saat itu meyakini Islam itu adalah solusi dari adanya ketertindasan Kolonialisme,penjajahan,feodalisme,karena islam mengajarkan kesetaraan,persaudaraan,dan kebebasan, bukankah gagasan pada saat itu seperti halnya yang kita rasakan hingga saat ini?Aktual sekali.
Dan masih ada beberapa kalangan berupaya di era sekarang terus menghidupkan
gagasan-gagasan yang pernah ada di masa Tjokoaminoto, meskipun pada jaman itu
para founding father bangsa ini sudah punya dan tak hanya sekedar gagasan dan
konsep saja melaikan betul-betul dijalankan.
Kemudian kita berlanjut bagaimana dengan perihal kapitalisme bagi
Tjokroaminoto?bukan berarti sudah mengkirtik marxisme maka Tjokroaminto setuju
dengan konsep Kapitalisme,mengenai ini beliaupun mengkritik ”KAPITALISME”.
Karena apa Islam sangat tidak setuju dengan apa yang dinamakan riba (mengambil
keuntungan dari orang yang tidak berdaya) atau tidak punya jalan lain
karena sedang butuh,dan sosialisme yang dipahami oleh Tjokroaminoto tentulah
teramat tidak sepakat dari segala bentuk praktek-prakter
penghisapan,penindasan,memanfaatkan kelehaman orang untuk meraup keuntungan
pribadi. Kezaliman di level apapun di kritik habis-habisan oleh Tjokroaminoto.
• Sosialisme Islam menentang kapitalisme,karena Islam melarang
(mengharamkan) riba. Hal-hal yang terkait dengan tindakan eksploitasi, seperti
memakan hasil pekerjaan orang lain, tidak memberikan bagian keuntungan yang
seharusnya menjadi bagian dari orang yang bekerja dan berkontribusi terhadap
keuntungan tersebut, dilarang oleh Islam karena termasuk ke dalam perbuatan
memakan riba.
Salah satu contoḥ praktik ANTI KAPITALISME Islam yang diterapkan oleh Nabi Muhammad menurut Tjokroaminoto adalah ketika Rasulullah S.A.W mengangkat derajat budak belian menjadi orang merdeka. Budak-budak belian diberikan hak yang dulu tidak dimiliki dengan menjadikan mereka sebagai teman kerja, kepala prajurit atau pemimpin berbagai jenis pekerjaan, dan dalam beberapa hal mengangkat para budak belian menjadi anggota dalam keluarga. Praktik sosialisme Islam tersebut bahkan sulit ditemukan di dalam masyarakat industri modern Barat, dimana kaum pekerja seringkali menjadi obyek eksploitasi dari para pengusaha dan kaum pemilik modal.
Kalau kita
tarik pembahasan mengenai kapitalisme akan teringat oleh beberapa tokoh seperti
Adam Smith, dan itu meskipun kata seorang tokoh Francis Fukuyama jika suatu
negara sudah menjadi kapitalisme selesai sudah,secara makna selesai bahwasanya
sudah The End of History and The Last Man
(Kemenangan kapitalisme dan demokrasi liberal)
Ini bukanlah suatu kelucuan atau berpikir begini ngapain si membuat konsep
Sosialime versi Islam? Kita ambil contoh sosialisme islam itu kalau di
definisikan terdapat atau bisa dikupas dari kata-kata Islam itu sendiri.
Maksudnya?
1. Aslama, maknanya ketundukan.
2. Salima, maknanya keselamatan.
3. Salmi (Silmi), maknanya kerukunan/kedamaian.
4. Sulami, maknanya tangga.
Kita simak dari kata Aslama (pasrah,tunduk)dan ini dapat
dipahami bahwasanya sosialisme islam akan membentuk masyarakatnya yang
beriman,patuh,tunduk pada perintah Tuhannya masing-masing serta membuat
manusianya percaya kepada Tuhannya serta dengan demikian Tuhan itu menjadikan
hambanya optimis,dan dengan ketundukan kepada Tuhannya sangat mampu membentuk
para hambanya jadi kuat,karena manusia itu kalau hanya mengandalkan dirinya
sendiri akan berujung pada hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah.kok
begitu? Yah memang jika mau diakui manusia hanya mampu mengendalikan proses
tapi tidak menguasai hasil itukan menandakan lemahnya manusia. Sebagai contoh
seorang pelajar kalaupun belajar secara tekun tidak jaminan akan jadi
pintar,kerja dengan rajin tidak jaminan akan kaya,artinya manusia tetap tidak
bisa menguasai hasil maka untuk tetap bisa membentuk manusia agar optimis butuh
Tuhan dan sudah tentunya dengan kepasrahan,ketundukan,patut diketahui pula
manusia yang tengah berjuang dalam hidupnya kalau kehilangan Tuhan akan mudah
putus asa.
Point
ketiga Salmi (Silmi), maknanya kerukunan/kedamaian maksudnya Tjokroaminoto
dengan adanya Sosialisme Islam menjadikan hamba yang tunduk dan patuh kepada
tuhan kemudian saling menyelamatkan,memberikan keurukunan atau kedamaian.dengan
harapan karena bisa rukun dengan siapaun.
Point terakhir yaitu Sulami, maknanya
tangga. Maksudnya tangga disini bahwasanya orang islam itu ”Man kana
yaumuhu khairan min amsihi fahuwa rabih, siapa yang hari ini lebih baik
daripada hari kemarin maka ia beruntung”. Secara arti mendalam seorang muslim akan terus naik kelas
dari hari ke hari dan itu seperti halnya menaiki tangga. Dan juga tidak sombong
serta tidak pula merasa dirinya sudah baik,finnal. Melainkan ingin terus
meningkat.
Jadi secara target
sosialisme islam yang dipahami serta ditawarkan oleh Tjokroaminoto arahnya ke
empat hal. Aslama,
maknanya ketundukan.Salima, maknanya keselamatan.Salmi
(Silmi), maknanya kerukunan/kedamaian. Sulami, maknanya
tangga.
Posting Komentar untuk "Apa Dan Bagaimana Sosialisme Islam Menurut H.O.S Tjokroaminoto? Bagian 1"