Konfusianisme
Kali ini
saya berusaha membahas mengenai Filsafat Timur,sebuah ungkapan Carilah Ilmu Sampai
ke negeri Cina (Tiongkok). Perlu diketahui dibeberapa literatur perihal filsafat
tiongkok ada yang menyebut sinisme. Maka tak perlu kaget dalam beberapa aliran
filsafat ada namanya sinisme, mari kita berlanjut akan Konfusianisme,untuk
konfusianisme ini diantara filsafat tiongkok sangat terkenal diberbagai penjuru
dunia hingga saat ini.
Di Indonesia sendiri
Konfusianisme dapat dikatakan menjadi agama yang sudah resmi (KongHuchu), namun
saya tidak akan membahas agamanya serta ritual-ritualnya,yang saya fokuskan
adalah pemikiran-pemikiranya (Filsafatnya) cenderung berbau etik dan etik yang
tidak metafisik adalah etiknya konfusianisme. Atau dapat dikatakan konkrit
yakni hidup tertib secara nyata dan harmonis itulah khasnya konfusianisme.
Silahkan di kroscek jika anda
punya teman tionghoa secara cara hidupnya tentu sangat Konfusianisme,tidak
terlalu metafisikal kalau yang agak aneh-aneh atau metafisik itu bisa dikatakan
yang taosime. Makanya tidak perlu aneh jika teman tionghoa ada yang kaya nan
sukses hampir bisa dipastikan memang sangat memahami pola-pola hidup dari
Konfusianisme. Kalau dari anekdotnya dapat dilihat cara berdoanya.
Siapakah Konfusianisme tentu
pertanyaan ini akan muncul ataukah hanya suatu pemikiran?sedikit akan saya
perkenalkan;
Nama : Confusius (Kung Fu-Tzu)
Lahir-wafat : 551-479 Sebelum Masehi
(untuk tahun tidak perlu jadi persoalan)
Nama
keluarga (family name) : Kung (Kong)
Personal
Name : Zhong-ni
Nama
Singkat : Kongzi
Kung Fu-Tzu (Kong Fu-zi) = ”Master
Kung”
”Confucius”
= Latinization Of ”Kung Fu-Tzu”
Pernahkah anda membaca buku 100
tokoh yang berpengaruh di dunia? Nah Kongzi,Zhong-ni,Kong Fu-zi atau Confucius
berada di urutan nomor lima, ada beberapa literatur yang mengatakan Confucius
Nabi atau bukan ya silahkan saja cek atau cari. Dari sisi pengaruh,gaya
hidup,ajaran dan perilaku ada yang mengatakan iya Nabi,meskipun kalau bicara harus
di imani atau tidak semua kembali ke diri masing-masing.
Sisi kehidupanya dari keluarga
militer sempat juga menjadi pejabat negara,namun lebih enjoy jadi guru,dan yang
lainya lancar-lancar saja,selain kekecewaanya terhadap perang,kekacauan sosial
atau chaos yang memang terjadi saat ia hidup. Adapun mengenai kebijaksanaanya,sampai
karomahnya sudah banyak yang menceritakanya. Seperti cerita satu ini ia pernah
punya murid suatu ketika muridnya mau pulang kampung dan confucius (Master
Kung) berpesan kepada muridnya jika kau mau pulang kampung silahkan hanya aku
berpesan dua hal pertama jangan berteduh dibawah pohon,dan yang kedua jangan
sampai kamu membunuh orang.
Dan si murid terheran akan pesan
Master Kung sebelum berangkat,dan berangkatlah si murid ketika ia keluar dari asrama
hujan deras sudah tentu si murid kelabakan dan harus mencari tempat berteduh namun
pesan Master Kung tadi tidak boleh berteduh dibawah pohon yasudah si murid
lebih memilih basah-basahan,atas khidmat akan pesan Master Kung ternyata Petir
menyabar pohon yang tadinya ingin dijadikan tempat berteduh si murid. Terbukti ternyata
pesan Master Kung memang nyata bukan sekedar iseng. Dan sesampainya dirumah si
murid melihat istrinya tidur dengan orang lain berdua gelap-gelapan sudah tentu
emosi meluap dengan posisi sudah siap mencabut pedang untuk dihunuskan kepada orang
yang tidur dengan istrinya,tetapi
lagi-lagi teringat akan pesan Master Kung yang kedua jangan membunuh orang,walhasil
si murid membuka jendela kamar terlihatlah dengan jelas oh ternyata yang tidur
dengan istrinya adalah saudaranya sendiri iparnya perempuan,setelah kembali
dari kampung menghadap Master Kung si murid berkata wah Master apakah dirimu
memang bisa melihat peristiwa atau sudah tidak terhijab lagi akan takdir dan
ketentuan atau ini yang dikatakan sudah mencapai level mampu mengetahui apa
yang akan terjadi?.
Jawaban Master Kung yah tidak
begitu aku hanya melihat situasi dan kondisi ketika engkau ingin pulang kampung
dengan cuaca yang akan hujan deras serta melihat kumpulan awan yang terbentuk
juga disertakan petir kalau kamu berteduh dibawah pohon sangat bahaya kan?
selain itu aku melihat engkau pulang kerumahmu kenapa membawa pedang? Seperti biasakan
kalau engkau keluar asrama jika membawa pedang aku pasti berpesan hati-hati loh
ya jangan sampai membunuh orang.
Begitu sederhana akan
kebijaksanaan Master Kung meskipun awalnya agak sulit dipahami kalaupun
mengerti maksud dan tujuanya sudah tentu di akhir. Ada lagi cerita seorang
murid Master Kung yang menjadi pejabat dalam tugasnya si murid tengah sidak
kepasar melihat pedagang dengan penjual berkelahi,persoalnya seorang pedagang
sangat ngeyel secara hitung-hitungan contoh delapan kali tiga itu hasilnya dua
puluh tiga,kemudian datang si murid mengatakan salah yang betul itu dua puluh
empat,walaupun sudah dijelaskan si murid pedagang tidak percaya dengan
mengatakan saya akan percaya jika kamu adalah Master Kung,dijawablah oleh si
murid saya ini muridnya Master Kung kalau kamu tidak percaya hayo ikut saya dan
mari kita tanyakan kebenaran akan hasil hitung-hitungan tadi.
Berangkatlah mereka menuju Master
Kung dengan taruhan jika si murid benar jabatannya akan diberikan kepada si
pedagang dan jika si pedagang yang salah penggal kepalanya, sampailah mereka dihadapan
Master Kung dan bertanya Guru berapa delapan kali tiga? Jawaban Master Kung dua
puluh tiga. Kesal si murid dengan dugaan wah Master Kung tentu pikun ini karena
sudah tua namun si murid tidak berani menentang Jawaban Master Kung,hilanglah
jabatan si Murid dan diberikan kepada Pedagang tadi.
Setelah pedagang pergi si murid
marah kepada Master Kung yang menjawab sama dengan jawaban Pedagang masa
delapan kali tiga jawabanya dua puluh tiga anak sekolah dasar saja tau
jawabanya tentu dua puluh empat Master,dengan santai nan arif Master Kung menjawab
ini persoalanya bukan terletak pada dua puluh empat atau dua puluh tiga
melainkan jika kamu disuruh memilih mau kehilangan jabatan atau nyawa? Terdiam si
murid dan Master Kung menjelaskan lebih baik jawabanya dua puluh tiga namun
nyawamu selamat kan?.
Di usia 15 tahun Confusius pernah berkata “Pada Umur 15 tahun aku siapkan hatiku untuk belajar,pada usia 30 tahun aku merasa diriku sudah mapan,mencapai usia 40 tahun aku tidak mempunyai lagi keraguan dalam diriku,saat berumur 50 aku tahu wasiat surga,sewaktu berumur 60 aku siap mendengar itu,pada umur 70 aku bisa mengikuti keinginan hatiku tanpa harus mendahului kebenaran”. Itu adalah perjalanan bathinnya Confusius perlu diketahui pula Confusius juga pernah berkata ”ajaran-ajaran ku yang dianggap dahsyat,sebetulnya bukan miliku,aku hanya menyisir,mengkoleksi khazanah-khazanah kuno,kitab-kitab kuno,yang memang menurutku penuh akan kebijaksanaan,kearifan”.
Jadi sumber ajaran Confusius bisa
dikatakan bersumber dari lima kitab klasik diantaranya ;
·
I Jing (Kitab Perubahan)
·
Shu Jing (Kitab Sejarah)
·
Shih
Jing (Kitab Pujian/syair)
·
Li
Ji (Kitab
Peribadatan)
·
Ch’un-ch’iu (Catatan Musim Semi dan Musim
gugur)
Banyak Filusuf Tiongkok,hingga
pejabat yang menggemari akan semisal kitab I Jing (Kitab Perubahan)
seperti pejabat perang Sun Tzu. Perlu diketahui juga jika membahasa Confusius
kalau dalam filsafat modern sebetulnya kita sedang membahas filsafat etika
politik. Cuma politik tidak dalam definisi modern melainkan politik dalam
definisi aristotelian (Seni Mengelola Masyarakat).
Dari kelima sumber primer
tersebut dapatlah kita pahami mengapa Confusius mengatakan aku hanya menyisir,mengkoleksi
saja ajaran-ajaran kuno dan direvitalisasi sesuai jamannya. Dan itu gambaran
kondisi saat ini jika melihat seorang mahasiswa yang digiring dalam membuat
tugas harus menyertakan sumber asli ,justru kalau confusius sebaliknya
pernyataan tidak asli yang memang sebelumnya sudah ada.
- Dan lima kitab itu ajaran-ajaranya nanti di tulis oleh murid-muridnya kemudian lahirnya sumber ajaran yang dipeluk oleh para Confusius yakni ;
- ·
Da Xue (Pelajaran Agung)
- ·
Lun Yu (Karya Terbaik)
- ·
Zong Yu (Jalan Tengah)
- ·
Pepatah Mencius Meng-Zhi
Maka di inspirasi dari
kitab-kitab klasik dan ajaranya dibukukan oleh para murid-muridnya,atau
katakanlah begini Guru Pertama dengan murid paling besar dalam sejarah,yah ceritanya
dengan jumlah murid sekitar 300 ribuan lebih. Confusius wafat di usia 72 atau
73 dengan kondisi bagi banyak orang galau dikarenakan menyaksikan tidak sedikit
murid-muridnya tewas terlebih dahulu. Yah memang situasi saat itu perang.
Confusius sempat menjadi pejabat
kemudian mundur dan jadi Guru kalau ingin menonton mengenai Confusius sudah ada
kan filmnya yang dibintangi oleh Chow yun-fat,meskipun dibeberapa bagian film di
dramatisir. Ya tidak mengapa kalau tidak di dramatisir mustahil enak di tonton
kan?.
Inti Ajaran Confusius
- ·
Membangun diri atau pemberadaban diri (self-culvation),keteladanan
moral serta kemampuan untuk membuat keputusan yang terlatih baik.
- ·
Etikanya lebih merupakan etika kebajikan (virtue ethics).
Karena Konfusianisme tidak membedakan manusia dari masyarakat selayaknya subjek
versus objek seperti dalam filsafat barat, dalam Konfusianisme etika lantas ”bertumpang-tindih”
dengan politik,mirip pandangan Aristoteles yang mengajarkan bahwa politik itu
harus mengandung etika.
Memang masuknya kedalam etika
politik,hanya saja dalam hal ini etika politik di Konfusianisme etika
politiknya tidak semata-mata mengatur gimana masyarakat harus dikelola,diperlakukan
tapi politik akan stabil dunia sosial akan harmonis di awali dari individu per
individu,maksudnya tidak ada gunanya masyarakat dibuatkan undang-undang,konsitusi,norma,aturan
formal yang bagus kalau orang-orang atau perindividu-individunya rusak,maka
yang harus digarap terlebih dahulu adalah individunya.
Jadi intinya Confusius meskipun
itu etika politik tapi pertama-tama setiap orang harus membangun dirinya,memberadabkan
dirinya,harus sadar secara moral,kalau tidak secanggih apapun akan ada rekayasa
sosial,rekayasa politik tentu terjadi atau dilakukan dan sudah tentu
mandek,kalaupun ada KPK,Polri,Undang-undang,konstitusi,namun orang-orangnya
rusak tidak akan berguna aturan yang baik, maka kata Confusius benahi dulu
orangnya.contoh kalau individunya baik jikalaupun aturanya tidak baik akan baik
dengan sendirinya,tapi kalau individunya buruk dan meskipun aturanya baik walhasil
aturan yang dibuat akan jadi jembatan bagi individu menuju kecacatan.
Kalau kamu punya cita-cita ingin
Indonesia bagus membangunnya harus dari dirimu sendiri,tidak usah cerewet
dengan orang lain,kamu sendiri sudahkah menjadi warga negara yang baik belum? Kalau
sudah kamu telah menyumbangkan sesuatu hal. Dapatlah kita pahami bahwasanya
etika politik yang dimaskud oleh Confusius lebih tinggi ilmunya daripada
sekedar Ilmu Politik.
Dan memang jika melihat kondisi
bangsa ini dengan banyak acara debat di televisi atau dunia sosial media orang
masih ribut,debat,mana yang sesuai aturan,sesuai konstitusi,mana yang melanggar
aturan dan mana yang tidak,bisa dikatakan itu semua masih dalam level formal. Di
atas ilmu politik sudah tentu ada etika politik. Ini bukan hanya soal asal ngomong
namun lebih kepada persoalan mana pantas dan tidak pantas.mana baik mana
buruk,mana bajik mana tidak bajik. Itulah etika politik.
Yasudah banyak juga yang
menyinggung-nyinggung etika politik tetapi pada praktiknya tampaknya di
Indonesia masih belum berjalan dengan baik dan benar. Bisa dilihat kondisinya
mana oposisi mana tidak,orang memainkan peran beserta kepentingan
sendiri-sendiri,yah benar sih secara konstitusi namun tidak melihat etika.
Metode Konfusius
- ·
Metoda Konfusius jarang bersifat argumentatif, sehingga
gagasan-gagasannya kerapkali disampaikan melalui kiasan atau sindirian, bahkan
pengulangan (tautology)
- ·
Ada sejumlah contoh yang memperlihatkan keutamaan manusia
ketimbang materi dalam Lun-yu. Itulah sebabnya mengapa para pengamat dari Barat
maupun Timur kerap memandang Konfusius sebagai pelopor dari awal humanisme, dan
pandangan Konfusius itu tampil jauh sebelum humanisme masuk ke dalam filsafat Barat.
- ·
Oleh para pengamat Barat, Kongzi juga kerap dibandingkan
dengan Sokrates (469-399 SM) yang lahir sepuluh tahun sesuah Konfusius
meninggal. Namun Konfusius sangat berbeda dengan Sokrates dalam pendekatakan
realitas. Jika Sokrates dalam kerangka filsafat Yunani mempelopori filsafat manusia
dengan nuansa metafisik, Konfusius jauh lebih membumi, dan langsung menohok persoalan
kualitas manusia dan kualitas perbuatan manusia sebagai sasaranya.
Posting Komentar untuk "Konfusianisme"