Lentera di Tengah Kegelapan itu kembali Bersinar di STIT Al-Marhalah Al Ulya
Hadirkanlah detik-detik saat semangat membara Di hati para mahasiswa yang tergabung dalam barisan Mereka bergandengan tangan, merangkai mimpi Mengumpulkan keberanian, melawan kenyataan yang tak selalu serupa
Karya-karya terus mengalir dari pena mereka Menggambarkan kehidupan, mengekspos kebenaran yang terabaikan Menjadi suara bagi mereka yang tidak terdengar Menyuarakan keadilan yang seakan tak tersentuh
Dalam senyap, mereka terus berkarya Mendokumentasikan perjuangan, menuliskan cerita tentang keberanian Menampakkan segala sesuatu yang tersembunyi dalam gelap Menyinari kehidupan dengan sebuah kebenaran
Tak jarang mereka ditantang oleh takdir yang keras Tapi, selalu ada tekad yang lebih keras lagi Selalu ada semangat yang tak pernah padam Untuk terus berjuang hingga titik darah penghabisan
Karena bagi mereka, tak ada kata menyerah Karena bagi mereka, tak ada halangan yang tak bisa diatasi Karena bagi mereka, setiap langkah yang diambil memiliki arti Karena bagi mereka, sebuah impian harus dikejar hingga tuntas
Terima kasih, para mahasiswa, untuk segala perjuanganmu Untuk keberanianmu, untuk karya-karyamu, untuk impianmu Kami merasakan empati, kami memahami kesulitanmu Dan kami bangga menjadi bagian dari perjuanganmu
Bekasi,27
Februari 2023 Atas Rahmat Yang Maha Kuasa serta Doa-doa dari lisan serta hati
para mahasiswa/i STIT Al-Marhalah Al-Ulya juga restu dari para Dosen hingga Ketua
STIT Al-Marhalah Al Ulya,Ketua BEM,Ketua UKM Marpala Gamabi,Ketua UKM Rekamala,Syukur
Alhamdulillah telah lahir lagi Unit Kegiatan Mahasiswa yang memang menjadi kaca
sekaligus cerminan pendiri Kampus Kita seorang Tokoh Ulama Terkenal akan
karya-karya nya.
Mishabuz Zholam namanya sesuai dengan karya Almarhum Syaikhona Muhajirin Amsar,meskipun ada penambahan Pers dan di kombinasikan dengan nama Kampus menjadi MPM (Misbahuz Zholam Pers Marhalah). Bukan hal yang mustahil bagi sebagian harapan serta cita-cita dari para pendahulu kita barang kali juga tadinya mempunyai gagasan,ide,ingin mendirikan suatu unit kegiatan yang mengarah pada jurnalistik,kalaupun telah ada pemikiran dan hampir terlaksana sebelum hari itu tiba 25 Februari 2023, anggap saja para generasi penerus sudah bersusah payah menangkap sinyal doa-doa dan membaca banyak simbol dari pesan-pesan para pendahulu hingga pendiri Kampus kita.
Mengapa demikian? Kita semua dibesarkan dalam lingkungan yang penuh adab.akhlak,khidmat santri kepada guru,kakak kepada adik,dalam satu naungan,satu almamater,satu simpul ikatan menjadi sebuah keluarga besar. Yang sudah tentu banyak mimpi,keinginan,untuk memajukan,memberikan,mengabdi kepada tempat kita belajar bahkan membayar dengan bentuk kontribusi nyata dalam wadah-wadah yang positif agar menghasilkan mutu lulusan berkarakter,unggul sampai menjadi tauladan seperti para pendahulu kita,pendiri kita.
Tidak pula kita harus jumawa,congkak,sombong karena telah menorehkan sejarah baru dengan tinta kebersamaan karena dengan adanya sejumlah 25 orang atau lebih mau secara kolektif dengan harta,tenaga,pikiran hingga bisa kembali menyalahkan Lentera di tengah kegelapan di kampus kita.
Karena kita sadar belum apa-apa,dan memang tak akan bisa menjadi apa-apa tanpa dukungan dari banyak pihak,kita hanya berupaya bergerak,berhimpun,dengan satu pikiran,satu perasaan,untuk berani menghidupkan lentera di tengah kegelapan yang bukan tanpa maksud ataupun hanya karena ego hingga emosional semata.
Sadar akan perkembangan jaman juga butuh akan perubahan agar kita juga bisa membawa nama baik kebesaran Pendiri kita,mungkin dapat dikatakan emosional yang positif karena secara keberadaan tempat kita berada di dalam kampung,meskipun juga di pinggiran Ibu Kota,sekaligus kita diposisi Kota Patriot.
Maka dengan begitu
kita tidak ingin menjadi santri,mahasiswa,yang tertinggal oleh jaman,bahkan di
seret oleh sejarah kelam,cukuplah bagi kita di tahun 2023 ini memberikan apa
yang kita bisa,kita punya,selebihnya hanya kembalikan kepada kehendak Yang Maha
Kuasa,akan jadi apa setelahnya,kedepan nya.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang mampu menumbuhkan kebaikan dan memberikan manfaat bagi pembacanya. Hal ini sejalan dengan kutipan dari ulama besar, Imam Al-Ghazali, yang mengatakan, "Kebaikan tidaklah terwujud tanpa adanya manfaat, dan manfaat tidaklah terwujud tanpa adanya usaha."
Maka, sebagai mahasiswa jurnalistik, karya tulisan yang dihasilkan haruslah bermanfaat bagi masyarakat dan memiliki nilai edukasi yang tinggi. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, kita bisa mengambil inspirasi dari kata-kata ulama terkemuka, Imam Al-Ghazali, yang mengatakan, "Orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh dan tetap bersabar pada saat kesulitan adalah orang yang paling mulia dan dihormati."
Dengan menggabungkan semangat perjuangan, nilai-nilai islami, dan etika
jurnalistik yang baik, maka karya tulisan yang dihasilkan akan menjadi ladang
amal yang terus mengalir pahalanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat
Al-Baqarah ayat 195, "Dan janganlah kamu mengeluarkan amalmu dengan
memperlihatkan kesombongan kepada manusia dan kamu tidak pula berbelanja pada
jalan Allah dengan berbuat dosa."
Dalam perjuangan mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa Misbahuz Zholam Pers Marhalah, kita bisa mengambil inspirasi dari kata-kata para ulama dan ayat-ayat suci yang memberikan motivasi dan arahan bagi kita. Seperti kata-kata Imam Syafi'i, "Janganlah engkau takut berjuang karena Allah bersama orang-orang yang berjuang di jalan-Nya." Kita harus mengingat bahwa setiap perjuangan yang dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas pasti akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah SWT.
Hadits dari Nabi Muhammad SAW juga memberikan arahan yang sangat penting bagi kita, "Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang mengikuti petunjuk tersebut." Dalam hal ini, kita sebagai mahasiswa jurnalistik harus mampu menjadi agen perubahan dan mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan.
Selain itu, ayat-ayat suci dalam Al-Qur'an juga memberikan inspirasi yang luar biasa. Seperti ayat dalam Surat Ali Imran ayat 104, "Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." Kita harus menjadi bagian dari golongan orang-orang yang berjuang untuk kebaikan dan menyeru kepada kebenaran.
Imam Malik, salah satu ulama Mahzab, pernah mengatakan, "Barangsiapa yang belajar dan mencari ilmu karena Allah, maka Allah akan membuat jalannya menuju surga lebih mudah." Kita sebagai mahasiswa Islam harus senantiasa mengedepankan niat yang tulus dan ikhlas dalam memperjuangkan kebenaran.
Ulama Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy'ari, juga memberikan arahan yang sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa Islam. Beliau pernah mengatakan, "Jika kita ingin melihat perubahan di masyarakat, maka perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri." Kita sebagai mahasiswa Islam harus menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal berperilaku dan memperjuangkan kebaikan.
Ulama Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, juga memberikan motivasi yang sangat penting bagi kita. Beliau pernah mengatakan, "Hidup adalah perjuangan. Jangan pernah takut untuk berjuang demi kebenaran." Kita sebagai mahasiswa Islam harus selalu memperjuangkan kebenaran dan tidak pernah takut dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan.
Seperti yang diucapkan oleh Habib Lutfi bin Yahya, "Mahasiswa Islam harus menjadi pelopor dalam mengembangkan dakwah yang santun, rahmatan lil'alamin, dan berdampak positif bagi masyarakat." Kita harus selalu mengedepankan akhlak yang mulia dan menjadi panutan bagi masyarakat dalam mengembangkan dakwah.
Dalam perjuangan mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa Misbahuz Zholam Pers Marhalah, kita juga bisa mengambil inspirasi dari para tokoh pers terkemuka yang telah memperjuangkan hak kebebasan pers dan memperjuangkan kebenaran melalui tulisan-tulisan mereka.
Bung Hatta, salah satu tokoh pers perjuangan, pernah mengatakan, "Pers adalah penjaga kebenaran dan keadilan. Tanpa pers yang bebas, rakyat akan hidup dalam kegelapan." Kita sebagai mahasiswa pers harus memahami betapa pentingnya peran pers dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Sementara itu, tokoh pers terkini seperti Wimar Witoelar juga memberikan pandangan yang sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa pers. Beliau pernah mengatakan, "Pers harus mampu menjadi pengawas yang berani dan kritis, bukan sekadar pembawa berita." Kita sebagai mahasiswa pers harus menjadi pengawas yang berani dan kritis, dan tidak takut untuk mengungkapkan kebenaran meskipun terkadang harus berhadapan dengan kekuasaan.
Tak hanya itu, para tokoh pers juga memberikan arahan yang sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa pers dalam menjalankan tugas dan memperjuangkan kebenaran. Seperti yang diucapkan oleh Goenawan Mohamad, "Pers harus senantiasa mengedepankan prinsip kebenaran, integritas, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya." Kita sebagai mahasiswa pers harus mengedepankan prinsip-prinsip tersebut dan senantiasa berjuang untuk mengungkapkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.
Dengan mengambil inspirasi dari kata-kata para tokoh pers perjuangan dan terkini, kita sebagai mahasiswa pers harus senantiasa memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran, integritas, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas dan memperjuangkan keadilan. Kita harus menjadi pengawas yang berani dan kritis, dan tidak takut untuk mengungkapkan kebenaran demi kemaslahatan bersama.
Di tengah malam gelap, Berkibar bendera kebebasan, Mahasiswa berjuang dengan tekad, Untuk kebenaran dan keadilan.
Posting Komentar untuk "Lentera di Tengah Kegelapan itu kembali Bersinar di STIT Al-Marhalah Al Ulya"