Tasyakuran Milad An-Nida Al-Islamy yang ke-60 Tahun dan Buka Bersama serta Santunan
STIT Al-Marhalah Al-Ulya, Bekasi – Tasyakuran Milad An-Nida Al-Islamy yang ke-60 tahun dilaksanakan pada hari Jumat, 7 April 2023, di Aula STIT Al-Marhalah Al-Ulya, Bekasi. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Pembina Yayasan Al-Hanin Ustadzah Hajah Faiqoh, segenap pengurus Yayasan Al-Hanin, Kepala Sekolah MTS An-Nida Al Islamy Hajah Ba'diah, Kepala MA An-Nida Al-Islamy (diwakili oleh KH. Dhiya Al-Maqdisi), dan seluruh dewan guru serta dosen STIT Al-Marhalah Al-Ulya, serta para warga sekitar.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh Ustadz Sudrajat, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan Tahmid oleh Ustadz Dahlan. Setelah itu, Sekretaris Yayasan DR. H. Muhammad Aiz Muhajirin, SH. MH memberikan sambutan yang berisi peringatan Milad Pada Tahun 2023 diselenggarakan dalam momentum Ramadhan sehingga kitapun menyesuaikan acara Milad dengan buka bersama.
"peringatan Milad Pada Tahun 2023 diselenggarakan dalam momentum Ramadhan sehingga kitapun menyesuaikan acara Milad dengan buka bersama,Alhamdulillah undangan bisa dihadiri oleh bapak-bapak dan ibu-ibu guru serta dosen sekalian,An-Nida Al-Islamy sebagaimana sudah maklum bersama bercikal bakal dari pondok pesantren sebelum adanya madrasah,pada saat itu mungkin saksi hidup banyak bisa digali lebih jelas,pada tahun 1970an pertengahan dan memiliki ijazah sekitar tahun 1978 Atau 1979,sebelumnya mereka belum memiliki ijazah.
Kalaupun memiliki ijazah maka mereka mencari disekolah-sekolah yang setingkat PGA(Pendidikan Guru Agama) Baik yang ada dibekasi,bogor,subang dan lain-lain,Alhamdulillah terus berkembang sejak tahun 1978/79 sependek ingatan saya yang pertama ketua Yayasan Al-Hanin adalah dimasa Bapak Haji Muhammad Ikhsan,memiliki ijazah resmi dari Ma'had An-Nida Al-Islamy walaupun masih menumpang di cilamaya atau dimana.
Maksud saya flashback kebelakang adalah untuk memberitahu kepada guru-guru muda bahwa perjalanan An-Nida Al-Islamy itu sangat-sangat panjang dan berliku,oleh karena itu bagi kita yang hidup di tahun 2000an sesungguhnya kita ini tinggal meneruskan saja atas apa yang sudah dibangun oleh para guru-guru kita,dibangun oleh KH Ahmad Djauzi,Almarhum KH Muhammad Zein,KH Muhammad Sholeh,dan guru-guru yang lain,oleh karena itu kita jangan sekali-kali melupakan sejarah bahwasanya An-Nida bisa seperti ini tidak lepas dari kontribusi mereka semua.
Pada saat ini kita sudah memiliki jenjang dari TPQ,MTS,MA,STIT dan Alhamdulillah juga kita sudah memiliki cabang yang ada di setu, walaupun sedikit banyak kita yang masih muda-muda memiliki andil namun begitu tetap saja andil kita itu belum ada seujung kuku dari mereka-mereka yang telah membangun pondasi di awal,karena membangun pondasi itu jauh lebih sulit dibandingkan tinggal meneruskan,jadi kita-kita ini yang katakanlah umurnya masih hampir-hampir 50,artinya kalaupun kita ada andil belum begitu banyak karena tinggal meneruskan,bagaimana untuk meneruskan nya? contoh kalau kita datang ke kementrian agama orang-orang kementrian agama itu akan hormat kepada kita,bukan karena hormat kepada pribadi kita tetapi karena tokoh-tokoh dibelakang kita yang sudah mendirikan,membangun,maka kalau kita hari ini di hormati itu bukan karena kita sebetulnya.
Hadirin hadirot Rahimakumullah berkaitan dengan hal itu maka momentum tasyakuran di usia yang ke 60 ini sebetulnya bukan hanya Tasyakur tetapi juga Tafakur,kita berpikir sudah sampai lebih separuh abad,tidak bisa bermain-main lagi dengan An-Nida Al-Islamy yang sudah ditancapkan pondasikan begitu kuat.
Oleh karenanya pada kesempatan kali ini selaku sekretaris Yayasan saya menghimbau,mengajak kepada kita semua bahwa apa yang kita lakukan pada hari ini dan kedepan seyogyanya betul-betul karena kita menyadari kita bisa seperti ini,tidak semata-mata karena diri kita,tetapi karena kita berada di lingkungan An-Nida Al-Islamy ,kita tidak tau kalau mungkin kita tinggalnya diman?,kita tidak tau kalau mungkin kita belajarnya dimana?.
Filosofi inilah yang harus terus kita bangun dengan cara mampu mengaktualisasikan diri kita sebagai pribadi masing-masing tetapi seperti kata Bung Karno Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah,marilah kita menjadi orang oleh seperti kata Filusuf mashyur di masa yunani kuno yang bernama socrates mengatakan orang besar itu membicangkan ide,gagasan,orang yang levelnya sedang-sedang saja itu mereka membicangkan peristiwa,orang yang berada pada lower level adalah orang-orang yang membincangkan orang lain.seyogyanya kita bukan lagi pada level lower,setidaknya kita berada pada level medium yakni membicangkan peristiwa,syukur-syukur kita menjadi orang besar yang membicarakan ide,memperdebatkan ide,memperdebatkan wacana,mau dibawa kemanakah An-Nida setelah 60 tahun? bukan lagi memperbincangkan orang perorang.
Socrates Ribuan tahun lalu sudah mengatakan hal ini,kalau kita masih sibuk memperbincangkan orang perorang tidak akan kita bisa jadi besar.Bapak dan ibu Hadirin Hadirot Rahimakumullah hari ini kita sudah memiliki An-Nida Al-Islamy dua design apa yang harus kita pikir kan?.
Tahun Pelajaran 2023/2024 Sudah diambang batas,rutinitas kita di Ma'had An-Nida Al-Islamy sudah berjalan sebagaimana mestinya,bahkan kalau mengutip apa yang terjadi dimasa presiden SBY kalaupun ini di autopilotkan bisa jalan sendiri seperti pesawat pilotnya tidur sekalipun pesawatnya bisa jalan menuju tempat yang dituju,kira-kira Ma'had An-Nida Al-Islamy pusat seperti itu,Autopilot pun sudah bisa,karena semuanya sudah tersusun mulai dari pondasi yang kuat,strukturnya juga sudah mumpuni sudah dilepaspun bisa berjalan,istilah kata seperti itu.
Yang harus kita pikirkan apa? yakni ide-ide kedepan,bagaimana kita memikirkan lebih kedepan,bagaimana kita memajukan MTS,MA yang sudah ada dengan ide-ide yang baru,lebih progresif,memajukan STIT Al-Marhalah Al Ulya yang lebih mercusuar,itu yang harus kita pikirkan hari ini.bukan lagi membicangkan orang perorang,dari itu semua pada hari ini kita harus mensyukuri atas apa yang sudah diberikan oleh Guru kita Syaikhona Bapak KH Muhajirin dan Umminda Hajah Hanah,memang kalaupun ada perkataan meneruskan itu lebih sudah daripada membangun yap saya setuju.
Namun kita juga sudah memiliki sosial capital atau modal sosial yakni kemanapun kita melangkah orang sudah mengenal dengan An-Nida,kemanapun kita melangkah orang sudah mengenal guru dari An-Nida itu adalah Capital Sosial yang tidak bisa dipungkiri,suka atau tidak suka,oleh karenanya saya mengajak kepad semua dewan guru maupun dosen mari sama-sama kita berpikir bagaimana mengembangkan Ma'had An-Nida Al-Islamy kedepan agar pondasi-pondasi yang sudah dibuat oleh para pendahulu-pendahulu kita semakin kokoh dan juga semakin memiliki bangunan-bangunan di sisi kanan-kiri,belakang,depan.
Sehingga para pendahulu Founding Father daripada Ma'had An-Nida Al Islamy ini bisa tersenyum melihat kita mengembangkan,inilah sedikit refleksi dari saya pribadi selaku sekretaris Yayasan agar kedepanya agar kedepanya kita lebih banyak membincangkan ide-ide,wacana-wacana,karena sesungguhnya orang-orang besar beradu ide-ide,gagasan,wacana.
Mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurnag berkenan,ini bukan pidato politik,ini bukan pidato dari siapapun tetapi setidaknya inilah yang dapat saya sampaikan dalam kapasitas saya sebagai sekretaris Yayasan yang membawahi TPQ,Pondok Pesantren,MTS,MA dan juga STIT, dan juga kita bersama-sama memiliki An-Nida Al-Islamy yang berada di setu yang sudah waktunya kita pikirkan juga secara lebih kompeherensif".
Acara Kemudian Di lanjutkan dengan Pemotongan Tumpeng dan di tutup pembacaan doa oleh KH. Dhiya Al-Maqdisi dan memberikan Santunan.
Repoter Abdul Khafi&Gorby Saputra
Posting Komentar untuk "Tasyakuran Milad An-Nida Al-Islamy yang ke-60 Tahun dan Buka Bersama serta Santunan"