Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Seperti Apa Cara Berpikir Sherlock Holmes?"

 

Seperti Apa Cara Berpikir Sherlock Holmes?
Seperti Apa Cara Berpikir Sherlock Holmes?

Siapa yang tidak kenal dengan Sherlock Holmes?. Pemilik apartemen 221b Baker Street ini tidak pernah mengecewakan penonton akan caranya berpikir. Dia adalah salah satu karakter fiksi paling populer yang pernah ada.



Sir Arthur Conan Doyle
Sir Arthur Conan Doyle


 

Telah diperankan oleh lebih 200 aktor di layar dan juga sudah menjadi inspirasi untuk karakter lain seperti Batman, adrian monk dan conan. Sherlock holmes adalah tokoh detektif fiksi karangan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter bekebangsaan skotlandia. 


Sherlock Holmes in Apartemen 221b Baker Street
Sherlock Holmes in Apartemen 221b Baker Street


Sherlock holmes yang menyebut dirinya seorang “detektif konsultan” ini dikenal akan kegeniusan dan ketajaman penalaran logisnya. Dan yang paling menakjubkan dari karakter ini adalah dia bukan manusia super, tapi cuman manusia. Yang berarti bisa saja kita meniru bagaimana caranya berpikir.

Walaupun tidak sebaik dan sesempurna dia tentunya. Seperti yang dikatakan Ellen Langer seorang profesor psikolog di Harvard University, Amerika : Holmes memberikan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan menggunakannya untuk mencapai banyak hal, berpikir lebih baik, dan membuat keputusan dengan lebih optimal.





Ellen Langer
Ellen Langer

The Game Is On

Daniel Kahnman, seorang psikolog Amerika, percaya bahwa ada dua sistem dalam mengorganisasi dan menyaring pengetahuan. Yaitu pertama : real-time, sistem ini membuat penilaian dan keputusan sebelum Kumpulan komponen mental kita bisa secara sadar mengejar.


Sistem ini membuat penilaian dan keputusan sebelum kumpulan komponen mental kita bisa secara sadar mengejar
Sistem ini membuat penilaian dan keputusan sebelum kumpulan komponen mental kita bisa secara sadar mengejar


 

Sedangkan sistem kedua, adalah proses berpikir yang lama yang didasari dengan penyelidikan bukti yang kritis. 

Proses berpikir yang lama yang didasari dengan penyelidikan bukti yang kritis
Proses berpikir yang lama yang didasari dengan penyelidikan bukti yang kritis


Maria Konnivoka, penulis yang pernah menulis cara berpikir seperti Sherlock, mengatakan ”bahwa sistem pertama adalah sistem watson dan sistem kedua adalah sistem Holmes. Untuk dapat berpindah dari sistem watson ke sistem Holmes yang teratur diperlukan mindfullnes (perhatian) dan juga motivasi. Penting untuk digarisbawahai bahwa Holmes menghabiskan seluruh hidupnya membangun kebiasaaan mindfullnes (perhatian). Yang mana kita pilih untuk diperhatikan dan mana yang tidak adalah cara kita mem-framing informasi itu ke dalam pikiran kita.



Maria Konnivoka
Maria Konnivoka


Kita punya banyak sekali kebiasaaan buruk yang ada di otak kita dan kita harus melatih diri kembali untuk benar-benar menyadari dunia. Semua yang kita lakukan dapat mengubah otak kita, tapi tetap saja mengubahnya kembali sedemikian rupa sehingga melakukan mindfullness (perhatian) tidak lagi sesusah sebelumnya.

Attention

Attention, atau perhatian adalah sumber daya yang terbatas. Memberikan perhatian ke satu hal berarti mengorbankan perhatian ke hal lainnya. Kita tidak bisa mengalokasikan perhatian kita ke banyak hal sekaligus dan berharap otak kita berfungsi dengan level yang sama, ketika kita hanya fokus ke satu hal saja.

Otak kita tidak bisa melakukan dua hal sekaligus. Multitasking yang kita percayai selama ini, sebenarnya hanya proses otak kita berpindah dengan cepat dari satu tugas ke tugas lainnya dan kembali lagi.

Study menunjukkan bahwa orang-orang yang multitasking itu lebih kurang efisien daripada yang benar-benar fokus pada satu hal. Ketika kecil, kita luar biasa aware (sadar) dengan dunia di sekitar kita. Perhatian ini lama kelamaan memudar karena pikiran kita didesak dengan tanggung jawab dan masalah-masalah yang perlu untuk diatasi.

Semakin banyak permintaan untuk perhatian kita semakin sedikit perhatian kita tersisa. Dan kita menjadi merasa semakin susah untuk mengenal dan merasakan kebiasaan pemikiran kita, akibatnya kita akan semakin mengijinkan otak kita untuk menguasai penilaian dan keputusan kita, bukan sebaliknya.

Ada banyak sekali area yang bisa dilakukan untuk melatih mindfulness yang nantinya bisa mengajari kita cara memperhatikan diri sendiri dan apapun yang terjadi di dalam otak kita, langkah mudahnya adalah dengan cukup luangkan waktu untuk mindfullnes di meja kerjamu. Duduk dan fokus terhadap keadaan sekitar menggunakan panca indra serta emosi yang dirasakan dan menerimanya secara terbuka.

Take A Step Back

Untuk bisa berpikir kita perlu jarak. Memaksakan pikiran untuk step back. Mundur sedikit adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Memang agak counterintuitif untuk mundur dari masalah yang dicoba untuk diselesaikan. Tapi, mundur tidak hanya bermanfaat untuk memfasilitasi pemikiran imajinatif.

Tapi juga membantu melawan emosi jangka pendek yang kita rasakan ketika sedang menghadapi masalah. Sherlock Holmes bermain biola karena itu membawanya keluar dari pemikirannya dan membawanya ke kondisi fisikal murni.  


Take A Step Back  Untuk bisa berpikir kita perlu jarak. Memaksakan pikiran untuk step back. Mundur sedikit adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Memang agak counterintuitif untuk mundur dari masalah yang dicoba untuk diselesaikan. Tapi, mundur tidak hanya bermanfaat untuk memfasilitasi pemikiran imajinatif. Tapi juga membantu melawan emosi jangka pendek yang kita rasakan ketika sedang menghadapi masalah. Sherlock Holmes bermain biola karena itu membawanya keluar dari pemikirannya dan membawanya ke kondisi fisikal murni.
"I Consider that a man's brain originally is like a little empty attic and you have to stock it with such furniture as you choose"


Respect The Memory Attic

Sherlock Holmes pernah berkata : ” saya menganggap bahwa otak seorang manusia awalnya seperti loteng kecil yang kosong, dan kamu harus mengisinya dengan furniture seperti yang kamu pilih”. Attic space adalah metafora kreatif dari proses berpikir kita. Holmes percaya bahwa otak manusia itu seperti attic kecil kosong dan kita yang memasukkannya.

Attics punya dua komponen : Struktur dan Konten. Memori attic kita seharusnya tidak mencampuradukkan dua hal ini karena justru bisa membuat pengetahuan kita hilang. Untuk menumbuhkan pengetahuan kita secara aktif, kita perlu sadar bahwa, item-item dipaksakan masuk ke dalam ’attic space’ kita setiap ada kesempatan.

Disaat kita dalam sistem bawaan kita, sistem watson, kita tidak memilih ingatan apa yang harus disimpan ke dalam otak kita. Ingatan-ingatan itu seperti menyimpan dirinya sendiri, terkadang mungkin tidak, tergantung kasusnya.


A Study In Scarlet
A Study In Scarlet

Important Detail

Sherlock Holmes tidak memasukkan semua detail yang ada dalam suatu situasi ke dalam brain atticnya tapi dia mengetahui mana yang detail dan mana yang tidak. Dia juga tahu mana detail penting yang diperlukan untuk mempersepsikan orang-orang dan mana yang tidak.

Observation

Sherlock Holmes juga expert dalam mengidentifikasi bias-biasnya, atau ingatan di brain atticnya yang mungkin memengaruhi persepsinya akan orang-orang maupun situasi. Sebelum kita memasukkan sesuatu ke brain attic kita, kita haruslah mengobservasinya terlebih dahulu.

Bukan hanya sekedar proses pasif membiarkan objek bermasukan ke dalam bidang visual kita. Tapi mengetahui bagaimana caranya mengobservasi dan juga mengarahkan perhatian yang sesuai detail apa yang harus difokuskan? Detail apa yang boleh dilewatkan ? ini tentang memahami bagaimana caranya mengontekstualisasikan detail-detail itu dalam kerangka pemikiran yang lebih luas.

Bentuk koneksi apa yang kamu lihat dan apa yang kamu tahu. Sherlock Holmes sebenarnya bukan hanya sekedar memiliki memori yang lebih bagus dan mengingat banyak informasi lebih banyak dari orang-orang, tapi dia melihat koneksi yang biasanya tidak bisa dilihat orang lain.

Holmes tidak berpikir secara linear, logika-logikanya berdasar dari imajinatif bawaan. Dia melibatkan seluruh networknya yang mempunya kemungkinan terkoneksi. Kalau hanya mengonsumsi informasi terus menerus, itu hanya akan membuat otak kita mengalami kekacauan mental yang justru membuatnya susah untuk diakses nantinya.


Book : The Art Of Scientific Investigation
Book : The Art Of Scientific Investigation

Dalam buku The Art Of Scientific Investigation, dijelaskan bahwa belajar mengobservasi memiliki prinsip yang sama dengan belajar dalam aktivitas yang lain. Seseorang harus melakukannya observasi ini secara sadar dan bersungguh-sungguh, tapi dengan melatih aktivitas itu terus-menerus, itu akan menjadi otomatis karena kebiasaan sudah terbentuk dan nantinya bisa dilakukan secara tidak sadar.


Improve Basic Knowledge

Sherlock Holmes berkata bahwa kita harus memiliki brain attic yang bersih, tapi holmes juga adalah ensiklopedia berjalan. Topik bacaannya sangat luas. Dia membaca tentang seni, musik, hal-hal yang menurutmu mungkin tidak ada gunanya di bidang pekerkaannya.

Sangat buruk menjadi overspecialized, dan kita harusnya bisa tetap merasa penasaran tentang banyak hal dan mempelajarinya, mengeksplor subjek yang lain yang berkaitan dengan subjek utama itu diperlukan. 

Karena dengan melakukannya akan membentuk banyak koneksi neuron tambahan dan membangun jaringan informasi yang dalam di otak. Dan kegiatan yang terjadi dalam otak ini dapat membuat otak kita lebih tajam dan lebih pintar.

Jadilah expert dalam memutuskan atau mengatasi hal ingin kamu kuasai. 
Belajarlah cara meningkatkan kemampuan berpikir.
Dan menggunakannya untuk mencapai lebih banyak hal, berpikir lebih baik, dan membuat keputusan yang lebih Optimal.

Posting Komentar untuk ""Seperti Apa Cara Berpikir Sherlock Holmes?""