Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Kenapa Brand Besar Wajib Masuk ke Platform E-Commerce ? : 5 Alasan Utama"

 

Kenapa Brand Besar Wajib Masuk Ke Platform E-Commerce? 5 Alasan Utama
Kenapa Brand Besar Wajib Masuk Ke Platform E-Commerce? 5 Alasan Utama

Mengapa Brand Besar Harus Masuk ke Platform E-Commerce

Di tengah transformasi digital yang pesat, kehadiran di platform e-commerce telah menjadi lebih dari sekadar strategi bisnis—ia adalah kebutuhan mutlak. Dalam laporan terbaru dari Forbes, dikatakan bahwa lebih dari 70% konsumen kini memilih berbelanja online sebagai cara utama mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Angka ini menunjukkan betapa vitalnya e-commerce dalam lanskap bisnis saat ini.

Ambil contoh Amazon, yang tidak hanya mendominasi pasar e-commerce global tetapi juga telah membentuk cara baru dalam berbelanja. Melalui platform e-commerce-nya, Amazon mampu menjangkau jutaan pelanggan di seluruh dunia, memberikan mereka akses ke berbagai produk dengan harga yang kompetitif dan layanan yang efisien. Ini bukan hanya tentang menjual produk; ini tentang membangun ekosistem yang membuat pelanggan kembali lagi.

Lebih jauh lagi, studi dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa brand yang berinvestasi dalam e-commerce mengalami pertumbuhan pendapatan hingga 30% lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak. Data ini tidak hanya menegaskan pentingnya e-commerce dalam strategi bisnis, tetapi juga menunjukkan bagaimana platform ini dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan yang signifikan.

Dengan kehadiran yang kuat di platform e-commerce, brand besar dapat memperluas jangkauan pasar mereka secara global, meningkatkan efisiensi operasional, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan mereka. Namun, manfaat ini tidak datang begitu saja—brand besar perlu memanfaatkan strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi e-commerce.

Kali Ini Saya gorbysaputra.com, kita akan menguraikan lima alasan utama mengapa brand besar harus memanfaatkan platform e-commerce. Dari peningkatan jangkauan pasar hingga pengumpulan data pelanggan yang berharga, setiap alasan akan membahas bagaimana e-commerce dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam strategi bisnis modern.

FAQ Mengapa brand besar harus ada di platform e-commerce?

  • Brand besar harus ada di platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan penjualan, efisiensi operasional, loyalitas pelanggan, dan mengumpulkan data pelanggan yang berharga.

Bagaimana e-commerce dapat meningkatkan efisiensi operasional?

  • E-commerce mengurangi biaya operasional seperti sewa tempat dan utilitas serta menyediakan sistem manajemen inventaris yang lebih efisien.

Apa manfaat dari program loyalitas di platform e-commerce?

  • Program loyalitas di platform e-commerce dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, mendorong repeat purchase, dan memberikan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi.

Apakah harus terus "bakar uang" untuk mengiklankan produk di e-commerce?

  • Tidak harus. Dengan strategi iklan yang tepat dan efisien, brand dapat mencapai hasil yang signifikan tanpa perlu "bakar uang".

Bagaimana e-commerce berbasis mobile phone membantu mengurangi spam dan persaingan kata kunci?

  • E-commerce berbasis mobile phone memiliki sistem keamanan yang canggih dan memungkinkan fokus pada kata kunci yang lebih spesifik, mengurangi spam dan persaingan kata kunci.

Mengapa Brand Besar Harus Memanfaatkan Platform E-Commerce ?

Dalam laporan terbaru dari Harvard Business Review, e-commerce telah dijelaskan sebagai revolusi bisnis yang tak terhindarkan. Beralih dari belanja tradisional ke belanja online bukan hanya soal mengikuti tren—ia adalah perubahan mendasar dalam cara konsumen berinteraksi dengan brand. Dengan lebih dari 2,8 miliar pengguna internet global, e-commerce menyediakan platform yang tak tertandingi bagi brand besar untuk mengakses audiens yang lebih luas dan lebih beragam.

1. Memperluas Jangkauan Pasar

Menjangkau Konsumen yang Lebih Luas

Menurut Forbes, platform e-commerce memberikan akses tanpa batas kepada brand besar untuk menjangkau konsumen dari berbagai daerah dan negara. Laporan eMarketer menunjukkan bahwa penjualan e-commerce global diperkirakan akan mencapai $6,3 triliun pada tahun 2024, menandakan potensi besar untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Sebagai contoh, Alibaba—sebagai salah satu raksasa e-commerce global—menyediakan platform yang memungkinkan brand untuk mengakses pasar internasional tanpa perlu membuka toko fisik di setiap lokasi. Menurut laporan Alibaba Group, perusahaan yang menjual melalui platform mereka, seperti Procter & Gamble, berhasil meningkatkan jangkauan pasar mereka secara signifikan dengan menjual produk mereka ke lebih dari 200 negara. Data ini menunjukkan bagaimana e-commerce memungkinkan brand besar untuk mengatasi batasan geografis dan memperluas basis pelanggan mereka ke wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau.

Menarik Berbagai Segmen Konsumen

Statista melaporkan bahwa konsumen online mencakup berbagai segmen usia dan latar belakang, dengan millennial dan Gen Z menjadi kelompok yang dominan. Platform e-commerce seperti Amazon dan eBay menarik konsumen dari berbagai kelompok demografis, memberikan brand kesempatan untuk menjangkau audiens yang beragam.

Sebagai contoh, Nike telah menggunakan e-commerce untuk meluncurkan kampanye pemasaran yang ditargetkan kepada berbagai segmen pasar. Menurut laporan Nike’s Annual Report, strategi e-commerce mereka tidak hanya memperluas jangkauan pasar tetapi juga memungkinkan mereka untuk menarik konsumen dari berbagai segmen usia, mulai dari remaja hingga dewasa. Dengan memanfaatkan data analitik yang tersedia di platform e-commerce, brand seperti Nike dapat menyusun strategi pemasaran yang disesuaikan, menjangkau lebih banyak konsumen potensial, dan meningkatkan penjualan secara signifikan.

2. Efisiensi Operasional

Mengurangi Biaya Operasional

Laporan McKinsey & Company menyebutkan bahwa beralih ke e-commerce dapat mengurangi biaya operasional secara signifikan. Toko fisik melibatkan berbagai biaya tetap seperti sewa, utilitas, dan tenaga kerja. E-commerce, di sisi lain, mengurangi kebutuhan akan ruang fisik dan memungkinkan brand untuk mengalihkan sumber daya mereka ke area lain yang lebih strategis.

Sebagai contoh, Amazon, sebagai pemimpin pasar dalam e-commerce, telah membuktikan manfaat ini. Dalam laporan Amazon’s Annual Report, perusahaan mengungkapkan bahwa investasi dalam infrastruktur digital dan otomatisasi telah memungkinkan mereka untuk mengurangi biaya operasional per unit dan meningkatkan efisiensi logistik. Pengurangan biaya terkait sewa dan utilitas berkontribusi pada margin keuntungan yang lebih tinggi dan pengelolaan anggaran yang lebih efisien.

Pengelolaan Stok yang Lebih Baik

Menurut Gartner, platform e-commerce dilengkapi dengan sistem manajemen inventaris yang canggih yang menawarkan visibilitas real-time dan analisis data mendalam. Sistem ini memungkinkan brand untuk mengelola stok dengan lebih efisien, mengurangi risiko kehabisan barang, dan meminimalkan biaya penyimpanan.

Sebagai contoh, Walmart telah mengadopsi teknologi manajemen inventaris berbasis e-commerce untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka. Dalam laporan Walmart’s Supply Chain Report, perusahaan melaporkan bahwa penggunaan teknologi canggih untuk pelacakan inventaris telah mengurangi kekurangan stok dan memperbaiki rotasi persediaan. Teknologi ini juga memungkinkan Walmart untuk memenuhi permintaan konsumen secara lebih efisien, mengurangi biaya operasional terkait dengan kelebihan atau kekurangan stok.

3. Peningkatan Penjualan dan Pendapatan

Kemudahan Berbelanja

Business Insider melaporkan bahwa kemudahan berbelanja online telah menjadi faktor kunci dalam peningkatan penjualan di sektor e-commerce. Menurut laporan tersebut, konsumen semakin mengutamakan kenyamanan dan kecepatan dalam proses berbelanja, yang mana e-commerce dapat menyediakannya secara optimal.

Adobe Digital Insights juga menunjukkan bahwa pengalaman pengguna yang mulus di platform e-commerce berkontribusi pada peningkatan konversi dan penjualan. Laporan mereka menyebutkan bahwa penjualan ritel online global mencapai $4,9 triliun pada tahun 2021 dan diproyeksikan akan terus tumbuh. Brand besar seperti Apple dan Zalando telah menunjukkan bagaimana pengalaman berbelanja yang mudah dan nyaman, dengan navigasi yang intuitif dan checkout yang sederhana, dapat meningkatkan penjualan secara signifikan. Apple, misalnya, melaporkan dalam Apple's Financial Report bahwa penjualan dari e-commerce mereka menyumbang bagian yang signifikan dari pendapatan tahunan perusahaan, berkat pengalaman berbelanja yang sangat baik.

Promosi dan Diskon

Platform e-commerce menyediakan berbagai fitur promosi dan diskon yang memungkinkan brand besar untuk menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan. eMarketer mencatat bahwa strategi promosi yang efektif di e-commerce dapat meningkatkan konversi dan loyalitas pelanggan.

Shopify, salah satu platform e-commerce terbesar, menawarkan berbagai alat promosi, termasuk kupon diskon, penawaran khusus, dan program loyalitas. Dalam laporan Shopify Plus Report, perusahaan melaporkan bahwa brand yang menggunakan alat promosi mereka mengalami peningkatan pendapatan hingga 30% selama periode promosi. Sephora, sebagai contoh, memanfaatkan fitur promosi di platform e-commerce untuk menawarkan diskon dan penawaran eksklusif kepada pelanggan mereka, yang berkontribusi pada peningkatan penjualan dan loyalitas pelanggan. Laporan Sephora’s Annual Report mengungkapkan bahwa penjualan online mereka, didorong oleh strategi promosi yang efektif, telah menunjukkan pertumbuhan yang substansial.

4. Loyalitas Pelanggan

Program Loyalitas yang Menarik

Menurut laporan Harvard Business Review, program loyalitas yang efektif dapat meningkatkan retensi pelanggan hingga 5%, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas sebesar 25% hingga 95%. Platform e-commerce menyediakan berbagai alat untuk implementasi program loyalitas yang menarik dan efektif.

Shopify Plus melaporkan bahwa brand yang menerapkan program loyalitas berbasis e-commerce dapat mengalami peningkatan signifikan dalam frekuensi pembelian ulang. Misalnya, Starbucks memanfaatkan program loyalitas mereka, yang diintegrasikan dengan platform e-commerce mereka, untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan meningkatkan frekuensi kunjungan. Dalam laporan Starbucks Annual Report, perusahaan mengungkapkan bahwa penggunaan aplikasi mobile dan program loyalitas mereka telah berhasil meningkatkan frekuensi pembelian dan mengoptimalkan keterlibatan pelanggan. Dengan penawaran eksklusif dan imbalan yang dipersonalisasi, Starbucks telah menciptakan pengalaman yang mendorong pelanggan untuk kembali.

Pengalaman Pelanggan yang Dipersonalisasi

McKinsey & Company mencatat bahwa 71% konsumen merasa frustrasi jika pengalaman belanja tidak relevan dan personal. E-commerce menawarkan kesempatan untuk memanfaatkan data pembelian dan preferensi pelanggan untuk menawarkan pengalaman belanja yang dipersonalisasi.

Amazon, sebagai contoh, menggunakan algoritma canggih untuk menganalisis data pembelian dan perilaku konsumen, memungkinkan mereka untuk merekomendasikan produk yang sesuai dengan minat pelanggan. Laporan Amazon’s Annual Report mengungkapkan bahwa personalisasi yang ditawarkan melalui platform mereka telah berkontribusi pada peningkatan penjualan dan kepuasan pelanggan. Netflix juga memanfaatkan data analitik untuk menyediakan rekomendasi konten yang dipersonalisasi, yang tercermin dalam laporan Netflix Quarterly Report bahwa fitur ini sangat meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas.

5. Pengumpulan Data Pelanggan

Analisis Data untuk Strategi Pemasaran

Pengumpulan data pelanggan melalui platform e-commerce memberikan wawasan yang sangat berharga untuk pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif. Forrester Research melaporkan bahwa 74% perusahaan yang memanfaatkan data pelanggan secara efektif mengalami peningkatan dalam kinerja pemasaran dan pengambilan keputusan strategis.

Google Analytics, salah satu alat analitik paling populer, menyediakan data mendalam tentang perilaku konsumen, termasuk pola pembelian, preferensi produk, dan interaksi situs web. Laporan Google Analytics menunjukkan bahwa brand besar yang menggunakan data ini dapat mengidentifikasi tren pasar dengan lebih baik dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka secara real-time. Misalnya, H&M memanfaatkan data dari platform e-commerce mereka untuk menganalisis tren mode dan preferensi pelanggan. Menurut laporan H&M Group Annual Report, analisis data telah memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan kampanye pemasaran mereka dan meningkatkan ROI.

Menyesuaikan Produk dengan Kebutuhan Konsumen

Data pelanggan tidak hanya berguna untuk strategi pemasaran, tetapi juga untuk penyesuaian produk. Harvard Business Review mencatat bahwa perusahaan yang memanfaatkan data untuk menyesuaikan produk mereka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan penjualan.

Netflix adalah contoh utama yang menggunakan data untuk menyesuaikan penawaran mereka. Dalam laporan Netflix Quarterly Report, perusahaan menjelaskan bahwa mereka menganalisis data perilaku menonton untuk mengembangkan dan merekomendasikan konten yang sesuai dengan preferensi individu. Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga berkontribusi pada loyalitas dan retensi yang tinggi.

Coca-Cola juga menggunakan data pelanggan untuk menyesuaikan produk mereka. Dalam laporan Coca-Cola Annual Report, perusahaan mengungkapkan bahwa mereka menggunakan wawasan dari data e-commerce untuk mengembangkan produk baru dan menyesuaikan penawaran mereka dengan preferensi konsumen yang berubah. Hal ini memungkinkan Coca-Cola untuk tetap relevan di pasar yang sangat kompetitif.

Fan Fact: Mitos atau Fakta "Bakar Uang" untuk Iklan Brand dan Produk

Mitos atau Fakta?

  1. Ada anggapan umum di kalangan pelaku bisnis dan pemasar bahwa untuk mencapai kesuksesan di e-commerce, brand harus terus-menerus mengeluarkan anggaran besar untuk iklan atau yang sering disebut dengan "bakar uang". Namun, sejumlah laporan dari media terkemuka dan platform e-commerce menunjukkan bahwa anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Faktanya, dengan strategi iklan yang tepat dan pemanfaatan data yang efisien, brand dapat mencapai ROI yang signifikan tanpa harus membakar anggaran secara besar-besaran.
  2. Menurut laporan Forbes, perusahaan yang menerapkan strategi pemasaran berbasis data dan analitik dapat mengurangi pemborosan anggaran iklan dan memperoleh hasil yang lebih baik. Forbes mencatat bahwa pengiklan yang mengoptimalkan anggaran mereka melalui teknologi dan pemahaman pasar yang mendalam sering kali mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan strategi iklan yang hanya mengandalkan belanja besar tanpa arah yang jelas.

Strategi Iklan yang Efektif

  1. eMarketer melaporkan bahwa teknologi pemasaran canggih seperti programmatic advertising dan machine learning dapat membantu brand besar mengoptimalkan anggaran iklan mereka. Laporan ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi ini, brand dapat menargetkan audiens yang lebih relevan dan mengurangi biaya per akuisisi.
  2. Sebagai contoh, Netflix menggunakan teknologi iklan berbasis data untuk mempersonalisasi kampanye iklan mereka. Menurut laporan Netflix Quarterly Report, Netflix menggunakan data pelanggan untuk mengarahkan iklan ke segmen yang paling mungkin tertarik, sehingga meningkatkan efektivitas iklan mereka dan mengurangi biaya pemborosan.
  3. Unilever juga telah memanfaatkan strategi iklan yang efisien dengan menggunakan data analitik untuk menargetkan audiens mereka dengan lebih tepat. Dalam laporan Unilever Annual Report, perusahaan mengungkapkan bahwa dengan menggunakan analitik data dan teknologi untuk mempersonalisasi iklan, mereka berhasil mengurangi biaya per impresi dan meningkatkan konversi secara signifikan.
  4. Google Ads juga memberikan bukti nyata bahwa strategi iklan yang didasarkan pada data dapat memberikan ROI yang tinggi tanpa memerlukan anggaran yang sangat besar. Laporan Google Ads menunjukkan bahwa pemanfaatan fitur penargetan dan analitik yang tepat dapat membantu brand mencapai hasil yang optimal dengan anggaran yang lebih efisien.

Manfaat E-Commerce Berbasis Mobile Phone dalam Mengurangi Spam dan Persaingan Kata Kunci

Mengurangi Spam

  1. Platform e-commerce berbasis mobile phone dilengkapi dengan sistem keamanan canggih yang dirancang untuk mengurangi spam dan penipuan, serta menjaga reputasi brand. Forrester Research mencatat bahwa platform mobile e-commerce yang terintegrasi dengan sistem keamanan yang baik dapat mengurangi risiko penipuan dan spam hingga 30%.
  2. Shopify, salah satu platform e-commerce terkemuka, melaporkan bahwa mereka menggunakan teknologi pemantauan dan algoritma berbasis AI untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas spam. Menurut laporan Shopify Security Report, fitur-fitur ini membantu melindungi integritas data pengguna dan mencegah pelanggaran keamanan yang dapat merusak reputasi brand. Platform ini juga memungkinkan brand untuk mengelola dan memverifikasi aktivitas pengguna dengan lebih baik, mengurangi risiko terjadinya spam dan penipuan.

Mengurangi Persaingan Kata Kunci

  1. Aplikasi mobile e-commerce memungkinkan brand untuk fokus pada kata kunci yang lebih spesifik dan relevan dengan audiens mereka, yang membantu mengurangi persaingan dan meningkatkan peluang muncul di hasil pencarian. eMarketer melaporkan bahwa penggunaan aplikasi mobile e-commerce dapat memberikan keuntungan kompetitif dengan memungkinkan brand untuk memanfaatkan kata kunci niche yang kurang kompetitif namun lebih relevan dengan audiens target mereka.
  2. Amazon, sebagai contoh, menggunakan data analitik untuk mempersonalisasi hasil pencarian dan iklan produk di aplikasi mobile mereka. Dalam laporan Amazon Advertising Report, perusahaan menjelaskan bahwa mereka memungkinkan pengiklan untuk menargetkan kata kunci yang lebih spesifik dan relevan, yang mengurangi persaingan dan meningkatkan efisiensi kampanye iklan. Ini membantu brand besar untuk menonjol di pasar yang sangat kompetitif dengan biaya yang lebih rendah.
  3. Adobe juga menyoroti dalam laporan Adobe Experience Cloud Report bahwa aplikasi e-commerce mobile dapat memanfaatkan fitur pencarian yang terintegrasi dengan teknologi pemrograman berbasis AI untuk menargetkan kata kunci spesifik dan mengurangi persaingan. Ini memungkinkan brand untuk muncul di hasil pencarian yang lebih relevan dan meningkatkan keterlihatan mereka di pasar.

Memudahkan Pembeli Mengingat Brand dan Produk

Pentingnya Branding di E-Commerce

  1. Kehadiran yang konsisten di platform e-commerce memainkan peran kunci dalam memperkuat brand recognition. Penelitian oleh Nielsen menunjukkan bahwa konsumen cenderung lebih mudah mengingat dan memilih brand yang memiliki visibilitas tinggi dan konsistensi dalam pengalaman belanja mereka. Laporan Nielsen Global Brand-Origin Report mencatat bahwa brand yang memanfaatkan e-commerce secara efektif melalui desain visual yang menarik dan pengalaman pengguna yang intuitif dapat meningkatkan kesadaran merek hingga 25%.
  2. Adobe Experience Cloud juga menyatakan dalam laporan mereka bahwa kehadiran yang konsisten dan branding yang kuat di platform e-commerce memungkinkan brand untuk membangun koneksi emosional dengan konsumen. Hal ini penting karena brand yang membangun hubungan emosional cenderung lebih mudah diingat dan memiliki loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.

  • Contoh nyata dari hal ini adalah Nike, yang menggunakan desain visual yang konsisten dan pengalaman belanja yang mulus di platform e-commerce mereka. Menurut laporan Nike Digital Transformation, konsistensi dalam branding di e-commerce membantu Nike mempertahankan pengenalan brand yang tinggi dan meningkatkan penjualan mereka secara signifikan.

Interaksi yang Lebih Sering

  1. Platform e-commerce memungkinkan brand untuk melakukan interaksi yang lebih sering dengan konsumen melalui berbagai saluran, termasuk notifikasi, email marketing, dan media sosial. HubSpot melaporkan bahwa strategi pemasaran yang melibatkan interaksi reguler dengan konsumen melalui email dan notifikasi dapat meningkatkan retensi pelanggan hingga 20%.
  2. Laporan Salesforce State of the Connected Customer mengungkapkan bahwa 71% konsumen merasa lebih terhubung dengan brand yang secara aktif berinteraksi dengan mereka melalui platform digital. Brand yang memanfaatkan media sosial dan email marketing untuk menjaga komunikasi dengan konsumen dapat tetap berada di pikiran mereka dan meningkatkan kemungkinan pembelian berulang.

  • Sebagai contoh, Starbucks memanfaatkan aplikasi mobile mereka untuk berinteraksi dengan pelanggan melalui notifikasi tentang promosi dan penawaran spesial. Laporan Starbucks Annual Report menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan frekuensi kunjungan pelanggan dan membantu brand tetap top-of-mind di antara konsumen.
  • Amazon juga menggunakan notifikasi dan email marketing secara efektif untuk menjaga keterlibatan pelanggan. Dalam laporan Amazon Marketing Services, disebutkan bahwa pengiriman notifikasi yang dipersonalisasi dan email marketing dapat meningkatkan interaksi dengan pelanggan dan memperkuat pengenalan brand.

Posting Komentar untuk ""Kenapa Brand Besar Wajib Masuk ke Platform E-Commerce ? : 5 Alasan Utama""