"Dari Puisi Menjadi Teks Sumpah Pemuda : Muhammad Yamin, Penyair Muda Sang Inisiator Sumpah Pemuda."
Puisi Muhammad Yamin : Inisiator Sumpah Pemuda gambar : gorbysaputra.com |
Pada Pembahasan sebelum nya saya Gorby Saputra, Sudah Membahas mengenai " Yang Selalu Di Lupakan 28 Oktober, Pers Di Balik Sumpah Pemuda". maka kali ini saya akan memberikan hmmm apa ya semacam hal yang semoga bisa menjadi sumbangsih saya kepada pembaca sekalian.
Suka atau tidak suka, judul Utama dari Tulisan ini memang bukan tanpa alasan saya buat, bahkan layaknya sebuah judul Clikcbait, ataupun sekedar cari sensasi, saya berani mengatakan Tokoh satu ini yang kemudian hari menjadi Master Mind sekaligus cetak biru atas apa yang kemudian kita kenal Nasionalisme.
Muhammad Yamin foto : warung arsip.co.id dan mojok.co |
Jika Nasionalisme Indonesia itu adalah persatuan yang sudah terbentuk ratusan tahun sebelumnya. maka penggali Utamanya adalah ya tokoh kita ini (Muhammad Yamin). yang dimana Bangsa Indonesia memiliki Konsep Tanah air kan?. dan itu adalah konsep yang cukup unik. mengapa demikian? dimana letak ke unikannya?
Gabungan dari tanah dan air, yakni daratan dan lautan serta Negeri Kepulauan, sudah harus atau mestilah berterima kasih kepada tokoh kita ini (Muhammad Yamin). Jika kita punya Bahasa persatuan, Bahasa Nasional yang menjadi jembatan Komunikasi ratusan Bahasa yang berbeda-beda di nusantara. Kita juga mestilah berterima kasih tokoh kita ini (Muhammad Yamin).
Jadi, terus ikuti pembahasan kali ini "Jangan lupakan Sejarah", inilah tokoh dalam pembahasan kali ini Muhammad Yamin.
Essay Muhammad Yamin yang dibuat pada usia 17 Tahun
Pada usia 17 tahun atau kurang lebih seusia siswa kelas 2 SMA, Muhammad Yamin menulis satu essay penting di majalah "Jong Sumatra", lebih kurang dalam usianya yang masih remaja Muhammad Yamin menulis paragraph kir-kira bunyinya seperti ini
"Sesungguhnya Tiadalah Kami melebih-lebihkan, Tiadalah kami mempertinggi Bahasa Melayu, setara dengan Bahasa Sansekerta atau Bahasa Yunani, Hanyalah Kami itu Bahasa kita makin lama dan makin lama tidak diusahakan dan tidak di pelajari, Maka kepada ia kami pekikan dengan suara yang terang dan kami katakan dengan kalimat yang jelas, TIADA BAHASA HILANGLAH BANGSA" (MAJALAH JONG SUMATRA, NO:4 Tahun ke-3, 1920).
Majalah Jong Sumatra foto : warung arsip.co.id dan mojok.co |
Coba perhatikan potongan kata-kata Muhammad Yamin yang di muat dalam majalah "Jong Sumatra", artinya Muhammad Yamin tidak mau melebih-lebihkan, mempertinggi Bahasa melayu hingga setara dengan Bahasa sansekerta atau Bahasa Yunani, karena itu haram bagi Muhammad Yamin. selain itu bisa pula kita cermati makna mendalam kata-kata Muhammad Yamin kalau sudah berkaitan dengan Bahasa dan sudah tidak ada lagi yang mau mempelajarinya atau nggak ada yang mau tahu lagi itu adalah nafsu yang salah. itu juga sesat dan menyesatkan, ini adalah dosa.
Mari Tarik lagi pada bagian "maka kepada ia kami pekikan dengan suara yang terang dan kami katakan dengan kalimat yang jelas, TIADA BAHASA HILANGLAH BANGSA", apa? yang bisa pembaca tangkap dalam paragraph yang ada teks tersebut? kemudian lihat tahun essay tersebut di majalah Jong Sumatra, jangan cuman di lihat, coba di hitung, cermati dengan tanggal lahir dan tahun Muhammad Yami, bukankah itu bertepatan di usianya Muhammad Yamin yang ke- 17 Tahun.
Baik, biar gak bingung, suatu hal yang luar biasa, kalimat itu lahir dari seorang remaja yang berusia 17 Tahun.
TIADA BAHASA HILANGLAH BANGSA : Bukan kalimat atau Pekikan Biasa
hmmmm, itu kalimat bukan semacam Copy Paste darimana gitu..., dari seorang remaja (Muhammad Yamin) akil baligh
Sebuah Kalimat di usia remaja sudah mampu menulis peroasalan Bahasa dan Bangsa, kan jarang ada remaja di usia 17 tahun, yang memilih secara sadar bahwasanya Pondasi dasar untuk belajar SASTRA.
Pada awalnya Muhammad Yamin setelah lulus dari HIS (Hollandsch-Inlandsche School) Lahat, ia kemudian pindah ke pulau jawa tepatnya ia ke Bogor, ia ingin sekolah menjadi dokter hewan, berujung DO (Drop Out) tapinya, kemudian ia pindah ke sekolah pertanian (masih di bogor) selesai pendidikannya. lagi-lagi Muhammad Yamin Kurang Puas, ia merasa di dunia hewan, di dunia tani, itu bukan passionnya
Muhammad Yamin Meniti jalan sastra dari bogor ke surakarta.
Di Surakarta ini, Muhammad Yamin mengulang lagi SMA dengan konsentrasi sastra timur, maka sudah bisa dipastikan Muhammad Yamin ini dua kali SMA, luar biasa matang betul di SMA, dua kali sekolah SMA.
Bagi Muhammad Yamin, Sastra adalah dunianya, dengan puisi ia bisa mengubah dunia, dengan puisi ia akan memerdekakan bangsanya. Masya Alloh..., Bangsa Indonesia saya kira berutang sangat banyak dengan Muhammad Yamin. dengan kata-kata puisi gubahannya.
Indonesia Tumpah Darahku foto : www.jendelakecildunia.com |
Kita tentu kenal Kata "Tanah Air", kata "Tumpah Darah", atau dengan semboyan "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", dari sana kita bisa pahami bahwasanya Tanah sebagai pengikat Bahasa dan bangsa, dan dari sejumlah kata-kata itu punya Muhammad Yamin.
Perhatikan Puisi Muhammad Yamin yang berujul Tanah Air yang kemudian menjadi buku dan terbit tahun 1922, dengan sangat meyakinkan Muhammad Yamin bisa menggabungkan frase tanah, Bahasa, bangsa, sebagai satu kesatuan yang utuh dan nantinya inilah bakal kita kenal dengan konsep Kebudayaan Nasional. Karena itu Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober itu sesungguhnya puisi versi terbaru dari Muhammad Yamin, Lanjutan dari puisi tanah air sebelumnya yang dia tulis di tahun 1920.
Teks Rangkuman Muhammad Yamin selama tiga hari kongres sumpah pemuda : cikal bakal Ikrar Sumpah Pemuda
Pasca Mr Sunaryo Berpidato Tentang Kepanduan di hari ketiga Muhammad Yamin Mulai Merilis Teks ikar buatanya, yang kata orang rangkuman dari tiga hari pembicaraan sejak 26 oktober saat itu.
Pada saat itu Posisi Muhammad Yamin yang dalam kepanitiaan kerapatan adalah sebagai sekretaris, hmmm kok Namanya kepanitiaan kerapatan? apakah tidak ada istilah lain saat itu?. ya bisa dikatakan saat kongres sumpah pemuda memang belum ada istilah panitia kongres sumpah pemuda, melainkan lebih dikenal istilah kepanitiaan kerapatan.
Pimpinan Sidang Panitia Kerapatan Kongres Sumpah Pemuda foto : warung arsip.co.id dan mojok.co |
Biarlah soal atau persoalan istilah saat itu tak perlu terlalu di pikirkan, mari Kembali ke topik pembahasan,
Jika ada yang mengatakan Muhammad Yamin merangkum seluruh isi pembicaraan saat kongres sumpah pemuda selama tiga hari saat itu, sependek sepengetahuan saya bahwasanya Muhammad Yamin merangkum pikirannya sendiri yang sudah ia munculkan sejak usia tujuh belas tahun, tentang apa? ya tadi mengenai Tanah, Bahasa, Bangsa
Memang butuh satu keyakinan dan ketekunan untuk bisa memahami apa yang di rangkum oleh Muhammad Yamin, coba anda baca ulang teks sumpah pemuda :
Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGAKOE BERTOEMPAH DARARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA
Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN
BAHASA INDONESIA
Maksudnya bagaimana? Muhammad Yamin Hanya membikin puisi versi baru dengan momentum yang berbeda dan wah. karena apa? momentum sumpah pemuda itu dihadiri oleh kurang lebih seribuan peserta. nah kebayang dong, puisi buatan beliau dibacakan dihadapan 1000 orang gitu.
Cerdasnya Muhammad Yamin menyodorkan kertas ikrar sumpah pemuda kepada ketua-ketua sidang
Ini bagian yang sangat fenomenal dan bisa dikatakan cerdas sekaligus cerdiknya Muhammad Yamin yang bersikukuh menyodorkan teks ikrar sumpah pemuda (puisinya) dari satu ketua ke ketua lainnya.
Kira-kira begini kalua di bayangkan, saat Mr Sunarjo berpidato, Muhammad Yamin bergerak menyodorkan kertas (coretan-coretan) ikrar sumpah pemuda kepada ketua-ketua siding yang notabene dari jong java, kemudian dipindah lagi ke ketua yang nantinya menjadi ketua perhimpunan pemuda pelajar Indonesia siapa beliau? Sugondo Djojopuspito (Jabatan nya ketua Panitia Kongres sumpah pemuda).
Soegondo Djojopoespito foto : Warung Arsip.cp.id dan Mojok.co |
Kalau suasana dialognya bagaimana Muhammad Yamin bergerak mendekati Sugondo Djojopuspito, guna menyodorkan kertas ikrar sumpah pemuda kurang lebih jika dibahasan anak sekarang
Muhammad Yamin : Bosku (Sugondo Djojopuspito) nih, ane punya resolusi yang asik nih, yang sangat elegant.
Sugondo Djojopuspito : Apaan si lu?, coba sini lihat, wah kalau ini ya saya setuju aja.
Amir Sjarifudin foto : Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
Kemudian Sugondo Djojopuspito melirik pemuda batak disamping kanannya dia (Perwakilan Jong Batak) namanya Amir Sjarifudin, sammbil berbisik, karena kan ada yang lagi pidato Mr Sunarjo, sambil menyodorkan kertas ikrar sumpah pemuda buatan Muhammad Yamin seraya berkata "nih liat nih" Amir Sjarifudin bertanya "ini siapa yang punya?". Sugondo menjawab dengan sambil melirik ke Muhammad Yamin. Sugondo kembali bertanya ke Amir Sjarifudin gimana batak setuju? Amir menjawab "oke setuju".
Maka kertas Ikrar buatan Muhammad Yamin itu terus di gilir sampailah dibacakanlah oleh Sugondo Djojopuspito, yah itulah kemudian yang kita kenal dengan teks ikrar sumpah pemuda.
Teks Soempah Pemoeda foto : Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
Tak berhenti sampai disana, kalau Sugondo Djojopuspito sudah membacakan Teks Ikrar Sumpah Pemuda, sementara penjelasannya yang kali lebar dan kali panjang itu ya siapa lagi yang bisa menjelaskannya hingga menguraikannya? selain LORD MUHAMMAD YAMIN.
Jika Teks Proklamasi adalah essay, maka Teks Sumpah Pemuda itu Sesungguhnya adalah Puisi
Jika Teks Proklamasi adalah akta bagi lahirnya negara, teks sumpah pemuda itu adalah akta penting bagi kebudayaan, bagi kebangsaaan kita. momentom bangsa itu terlebih dahulu lahir, jaraknya 17 tahun barulah kita menemukan momentum negara, dan teks kebangsaaan bernama sumpah pemuda itu, sepenuh-penuhnya, ini saya kira adalah milik Muhammad Yamin.
Jadi dihari ketiga kongres pemuda di menteng itu, disusupi oleh Muhammad Yamin dan cerdasnya dijadikan oleh beliau hari peluncuran buku puisi keduanya, wah kebayang gak cerdiknya beliau ini?. tau momentum yang tepat sasaran.
Apa buku puisi kedua Muhammad Yamin? tau?
judulnya "Tumpah Darahku".
kalau buku puisi pertamanya adalah "Tanah Air", maka buku puisi keduanya adalah
"Tumpah Darahku". dan ini diluncurkan tepat di tanggal 28 Oktober saat itu.
Sebagaimana yang kita ketahui pula, di tanggal 28 Oktober itu lahir sebuah lagu persembahan dari Wage Rudolf Supratman yang dikemudian hari Sukarno mengangkatnya tinggi-tinggi menjadi lagu kebangsaan Namanya " Indonesia Raja ", lalu apa kolerasinya? hubunganya dengan pembahasan ini?.
Clip video Lagu Indonesia Raja foto :Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
coba lihat lirik nya pada bagian
" INDONESIA. TANAH AIRKOE. TANAH TOEMPAH DARAHKOE ".
lirik Indonesia Raja foto : Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
Apakah Bisa di pahami?
ada pada bagian Indonesia Tanah Airkoe, Tanah Toepah Darahkoe, saya tidak ingin mengatakan bahwasanya lirik lagu Indonesia Raja itu karya Muhammad Yamin loh ya !. tetapi ada unsur campur tangan Muhammad Yamin yang luas didalamnya, saya mengatakan YA. dan saya yakin betul dengan itu.
Apa lagi Fakta-fakta dari peristiwa ikrar kerapataan pemuda 28 Oktober itu menunjukkan, bahwa kertas notasi Indonesia Raja, diserahkan Wage itu kepada Siti Soendari, alih-alih diserahkan kepada ketua sidang Sugondo Djojopuspito, Wage Menyerahkan nya kepada Siti Soendari, sementara kita tau sendiri Siti Soendari adalah Soulmatenya Muhammad Yamin.
Siti Soendari foto : Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
Bisa Jadi Siti Soendari dibelakang layar, Wage ini lagi bikin lagu, dan Soendari atas nama kekasih, meminta Yamin untuk membantu Wage memberikan lirik, yah biasakan itu dalam dunia penciptaan lagu. saya kira yah itulah rahasia mereka bertiga. maksudnya bagaimana? apakah ada kisah cinta segita diantara Yamin, Soendari, Wage? hmmmm saya menganjurkan anda untuk membaca tulisan Bung Muhidin M Dahlan yang berjudul "Asmara Sumpah Pemuda: Yamin Menang Banyak, Wage Tidak".
W.R Supratman foto : Warung Arsip.co.id dan Mojok.co |
Muhammad Yamin yang memang di mabuk puisi, sangat mencitai Sastar, bahasa, dengan segala konsepsi yang sudah ia berikan kepada Indonesia, jika boleh diberi gelar ya memang sepantasnya di sematkan sebagai Bapak Bahasa Persatuan.
Posting Komentar untuk ""Dari Puisi Menjadi Teks Sumpah Pemuda : Muhammad Yamin, Penyair Muda Sang Inisiator Sumpah Pemuda.""