Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Aku Tak Suka Membaca Buku, Aku Tak Suka Menulis, Aku Tak suka diskusi serius, Duniaku bukan disana, Percayalah Aku bisa sukses tanpa cara seperti itu"

 

Aku tak suka membaca, aku tak suka menulis, aku tak suka diskusi, percayalah, aku bisa sukses tanpa cara itu.
Gambar : gorbysaputra.com

Lama ia rebahan sambil scroll smartphonenya asik sendiri dengan sosial media, terkadang jika ia bosan pindah posisi duduk masih bersama smartphonenya main game, itu ia habiskan bisa lebih dari 4 jam, ia jalani rutinitas itu jika dihari libur Sabtu dan Minggu, sesekali ia hanya melihat notifikasi group yg baginya tidak terlalu penting untuk dibaca atau ditanggapi, kalaupun mau ia tanggapi jika sekiranya yg bersifat jalan-jalan, nongkrong, main musik di caffe, atau bercanda ngomongin orang.

Namun jika group WhatsApp itu berisi diskusi buku yg ada kolerasinya dengan keadaan sosial, masyarakat, politik, etnografi, ia tumpuk atau diamkan.

Atau hanya sekedar clear chat, karena baginya buku, diskusi, itu bukan duniaku,

Bagaimana jika di dalam sebuah group WhatsApp di kirim link channel YouTube podcast yg berisi bincang buku, penerbitan buku? Apakah pasti ia sentuh alias klik untuk menonton nya minimal 2 menit?.

Belum tentu akan ia klik tautan link channel YouTube yg dikirim oleh anggota group tersebut.

Ia merasa dunianya bukan pada buku, tulisan, diskusi yg masih ada kaitannya dengan tujuan sebenarnya baik bagi dirinya.

Berbeda dengan sosok yg bisa dikatakan sibuk bekerja, saat istirahat di jam kerja makan sambil scroll sosial media, atau online shop,  dan itu masih tidak ada kaitannya dengan buku, diskusi juga.

Lebih lain lagi dengan sosok yg bisa dikatakan dunianya ada di aplikasi nonton drama Korea, jepang, atau film barat, itu juga yg ia tonton tidak ada kaitannya dengan buku dan diskusi buku.

Ada lagi yg sangat lain nan berbeda yakni sosok yg hoby nya edit video dengan aplikasi di smartphonenya, karena baginya edit video plus audio itu adalah ruang tersendiri untuk menunjukkan ekspresi sekaligus eksistensi dirinya, itu juga tidak ada keterkaitannya dengan buku dan diskusi.

Ini bukan sebuah anomali atau ironi dalam sebuah tatanan kehidupan di era serba one clik. Melainkan seolah wajar, normal-normal saja dilakukan oleh kebanyakan orang.

Adakah manusia yg di era serba one click hidup dengan buku, menulis, menerbitkan buku, diskusi berjaring sesama penulis dan penerbitan buku?

Untuk mencari tau jawaban itu, aku katakan bergantung pada lingkungan, lingkaran bahkan kontak yg ada di smartphonemu, juga seberapa banyak dari aplikasi, akun sosial media, konten YouTube yg kamu klik, ikuti, subscribe.

Memang tidak mudah hidup di tengah-tengah masyarakat yg urban nan konsumtif bahkan sangat individualis, seolah komunikasi antar sesama itu jika ada kaitannya dengan kebutuhan perut saja.

Tidak sedikit anak muda yg merasa hidupnya bisa sukses tanpa membaca buku, menulis , diskusi yg lebih serius, karena apa? Saya harus berani katakan beberapa hal diantaranya;

1. Bagaimana kehidupan dirumahnya?

2. Seperti apa lingkaran pergaulannya?

3. Dari masa-masa sekolah sampai kuliah hingga lulus jarak antara dirinya dengan kegiatan-kegiatan membaca, menulis, diskusi serius seberapa sering?

Cukup tiga saja itu yg saya katakan dalam bentuk pertanyaan kepada anda.

Lebih menarik mana buka sosial media yg membuat anda tertawa, santai, daripada mengikuti sosial media yg serius bahas buku, menulis, sampai menerbitkan buku?.

Lebih baik mana buka smartphone anda update status WhatsApp, sosial media untuk menunjukkan siapa anda? Lalu mencari kepuasan setelah dari atas apa yg anda update itu membuat hati anda merasa bangga? Ketimbang membaca buku, diskusi?.

Atau lebih enak mana santai dengan posisi yg bagi anda nyaman main game kejar target sesuai perintah aturan dalam game di smartphone anda ketimbang membaca buku, menulis, atau mencari teman diskusi?.

Apa begini saja rasanya lebih enak lihat aplikasi belanja online cari barang-barang yg buat gaya hidup? Buat makan? Ketimbang cek out buku yg bermanfaat?.

Jika anda sampai pada bagian ini, membaca bagian ini saya bersyukur setidaknya ada perubahan untuk membaca, karena saya sendiri sadar tidak semua di era video dan audio itu mau membuka tautan blog, website yg melebihi 500-100 kata.

Lebih baik nonton reels, atau short video yg durasinya tidak lebih dari 1 sampai  menit kan? Ketimbang baca tulisan yg panjang-panjang bikin ngantuk.

Toh gak sedikit juga di era serba one klik itu bisa sukses tanpa baca buku, menulis, diskusi serius kan?

Buat apa buang-buang waktu, kuota, uang rela membeli buku, menulis, sampai menerbitkan buku?

Katakan saja dengan lantang dan berani bahwasanya 

"Aku Tak Suka Membaca Buku, Aku Tak Suka Menulis, Aku Tak suka diskusi serius, Duniaku bukan disana, Percayalah Aku bisa sukses tanpa cara seperti itu"

Posting Komentar untuk ""Aku Tak Suka Membaca Buku, Aku Tak Suka Menulis, Aku Tak suka diskusi serius, Duniaku bukan disana, Percayalah Aku bisa sukses tanpa cara seperti itu""